Tuesday, November 17, 2009

UTS Semester 5

Delima Juni Hastuti                 (07120110009)

Marry Daisy Tyasta                   (07120110028)

Felicia Omega Anindiya           (07120110014)


A. A WORLD OF LIMITED TRUTH (KETERBATASAN AKAN DUNIA KEBENARAN)

Tampaknya, berbohong, menipu, dan ketidakjujuran sudah begitu meluas dalam masyarakat kontemporer (modern), yang artinya, membutuhkan sebuah etika yang menjadi pegangan untuk memegang kejujuran dan nilai- nilai fundamental.

Kebenaran melahirkan kepercayaan dan kepercayaan merupakan energi dalam hubungan sosial dan masyarakat sipil. Sayangnya, media sendiri kadang-kadang beroperasi dalam dunia yang kebenarannya terbatas dan dengan demikian harus menanggung sebagian tanggung jawab atas hilangnya penghormatan terhadap kebenaran dan kejujuran.

Seorang praktisi public relations salah satu dari sepuluh perusahaan terbesar di US mengatakan, “Apakah kata “bohong” sebenarnya berarti sesuatu lagi? Di satu sisi, semua orang berbohong, tetapi di sisi lain, tidak ada yang melakukan, karena tidak ada yang tahu apa yang benar- itu bagaimana membuat kamu terlihat baik.”

Bukti mengatakan bahwa, sebagai masyarakat, kita melihat dunia dari prespektif besar moral yang relatif. Walaupun beberapa dari kita tidak mempunyai kesadaran untuk memaafkan kebohongan, sering kali kita segan untuk menyatakan garis yang jelas antara kejujuran dan kebohongan. Contohnya adalah saat sebuah kelas di berikan tugas dalam menyelesaikan tugas tentang masalah di gedung putih, sewaktu ada hubungan personal antara Bill Clinton dan Monica Lewinsky. Walaupun ada beberapa perbedaan pendapat diantara mereka, semuanya setuju bahwa tidak menjadi masalah dari mana mereka mendapat informasi atau apakah itu benar. Salah satu mengatakan bahwa tidak penting apakah sumber mengatakan kebenaran. Atau tidak masalah kalau reporter dalam media akurat. Itu adalah masalah mereka sendiri.Group yang lain mengatakan bahwa ada tanggung jawab untuk membagikan informasi, walaupun kalau nantinya informasi yang mereka bagikan itu tidak benar. Ini yang disebut kebenaran yang terbatas.

Kebenaran yang terbatas terjadi karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang penuh dengan kebohongan. Mereka melakukan komunikasi dengan berusaha menyampaikan sebuah kepercaan kepada orang yang diajak berkomunikasi. Ketika kepercayaan itu muncul, maka seseornag bisa mulai berkomunikasi, seperti teori bawang. Dimana seseorang akan terlebih dahulu memulai melakukan sebuah kebohongan dengan melakukan impresi pertama kepada seseorang untuk membangun kepercayaan orang tersebut.Setelah orang tersebut percaya, maka akan ada komunikasi- komunikasi yang lain.

Orang akan cenderung berbohong kepada orang lain dalam pembicaraan karena dia membutuhkan oran lain untuk survive. Hal ini dikarenakan pada dasarnya manusia penuh dengan kebohongan. Kebohongan- kebohongan itu yang nantinya akan memenuhi kebutuhan manusia yang lainnya, yaitu makhluk sosial yang memerlukan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran sesungguhnya hanyalah sebuah kepercaan akan kebohongan, ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang adalah makhluk sosial. Manusia berbohong dan melakukan berbagai impresi untuk bisa bergaul dan bertahan hidup sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain.

 

B. TRUTH AS A FUNDAMENTAL VALUE (KEBENARAN SEBAGAI NILAI DASAR)

Penipuan berarti komunikasi pesan yang dimaksudkan untuk menyesatkan orang lain, untuk membuat mereka percaya apa yang kita sendiri tidak mempercayainya. Penipuan dapat mengakibatkan tidak hanya dari kata-kata tetapi juga dari perilaku, gerak tubuh, atau bahkan keheningan. Dengan demikian, dalam beberapa keadaan menahan informasi dari masyarakat mungkin dianggap sebagai tindakan yang menipu.

Berbohong adalah benar-benar sebuah subkategori penipuan dengan melibatkan informasi komunikasi palsu bahwa komunikator (pembicara) mengetahui atau percaya atas ketidak-benaran. Walaupun praktisi media telah diketahui dengan sengaja mengirimkan informasi palsu, banyak masalah pada masa ini yang melibatkan etika penyampaian kebenaran berada di bawah kategori penipuan.

Berkomitmen terhadap kebenaran mungkin adalah hal yang paling kuno dan dihormati oleh etika prinsip peradaban (perkumpulan) manusia. Gagasan kebenaran sebagai nilai positif yang tertanam baik dalam filsafat moral dan hukum meskipun godaan kita untuk berbohong dan menggunakan penipuan dalam kepentingan diri kita,

Jika kebenaran itu begitu suci, mengapa kejujuran sering menjadi hal utama yang harus dikompromikan untuk dilakukan ketika terdapat kepentingan diri kita di dalamnya? Jawabannya mungkin ada, sebagian, dalam arti bahwa kecenderungan banyaknya ketidakjujuran merupakan bagian dari sifat manusia dan norma-norma kemasyarakatan kita mengatakan yang sebenarnya. Bahkan, sejarah menikmati seni penipuan setidaknya sebagai hal yang kuno untuk berkomitmen terhadap kebenaran.       

Aman untuk mengatakan bahwa kebohongan bukanlah kebenaran yang ditampilkan lebih menonjol untuk mencerminkan kondisi manusia di dalam suatu pembelajaran. "Mengatakan yang sebenarnya tidak membutuhkan pembenaran moral apapun; berbohong dan penipuan justru membutuhkannya".

 

C. THE IMPORTANCE OF TRUTH (PENTINGNYA KEBENARAN)

Terdapat 3 alasan mengapa kumpulan masyarakat sebaiknya berkomitmen untuk saling merangkul itu sebagai prinsip mendasar.

1.       Kurangnya integritas dalam komunikasi manusia mendorong otonomi individu. Sebagai makhluk rasional kita bergantung pada informasi yang jujur dan akurat untuk membuat keputusan tentang informasi berbagai macam kegiatan, termasuk pemilihan pejabat publik, produk apa yang harus dibeli, program-program televisi apa saja untuk menonton, dan bahkan pemilihan teman dan kolega profesional. Gagasan otonomi individu didasarkan, sebagian, pada kebebasan memilih. Penipuan dapat merusak kepercayaan yang kita miliki dengan pilihan kita, yang mungkin membuat kita enggan untuk melaksanakan otonomi kita di masa depan. Sebagai contoh, kurangnya kejujuran di antara iklan dan praktisi PR akan dimengerti dengan menciptakan iklim ketidakpercayaan publik komunitas bisnis. Dengan demikian, istilah tanggung jawab sosial telah memasuki “kamus” praktisi media di samping kata kebebasan, yang merupakan suatu konsep yang juga tercermin dalam kode-kode dari berbagai profesi dalam media.

2.       Komitmen untuk kebenaran adalah untuk menunjukkan rasa hormat terhadap orang-orang sebagai TUJUAN bukan sebagai alat yang dapat dimanipulasi. Di mana praktisi media yang terlibat, masalah-masalah yang diperbesar, karena mungkin konsumen lebih baik untuk tidak menemukan penipuan yang akan mereka temui secara langsung atau tidak mempunyai cara untuk mendaftarkan segera atas ketidaksetujuan mereka dengan harapan yang (sesungguhnya) memiliki dampak.

3.       Terakhir, kebenaran sangat penting untuk proses demokrasi. Demokrasi tergantung pada informasi warga, salah satu yang mendekati pasar ekonomi politik dan bersenjata dengan pengetahuan yang mengilhami rajin musyawarah. Media adalah saluran utama dari arus informasi yang menyediakannya secara jujur, akurat dan informasi yang berarti, sejauh mereka tidak mencabut daya intelektual rasional khalayak mereka yang diperlukan dalam pengambilan keputusan.

 

D. MEDIA PRACTITIONERS AND THE TRUTH

Dalam teori, kebenaran abosolut merupakan hal yang ideal. Dalam prakteknya sendiri, aplikasi prisip tersebut bergantung pada keadaan dan aturan moral masing-masing individu. Setiap kebenaran bagi publik juga bergantung pada ekspetasi masing-masing jiwa itu sendiri.

Contoh, seorang jurnalis akan tertarik atau menyiarkan hal-hal yang berupa fakta yang memiliki nilai berita bagi publik dan patut dijadikan berita. Sedangkan praktisi PR dan pengiklan akan lebih tertarik untuk membela sesuatu yang berlawanan dengan kepentingan mereka atau klien mereka.

1.    Kebenaran dalam Jurnalistik

Ada tiga hal yang diperhatikan :

a.       Sebuah berita haruslah akurat. Fakta harus dapat di verifikasi berdasarkan bukti yang kuat. Jika ada keraguan atau sengketa itu harus diberitahukan kepada publik.

b.       Syaratan untuk kebenaran jurnalistik adalah bahwa, selain menjadi akurat, cerita yang jujur harus menggalakkan saling pengertian. Tujuannya menyediakan keterangan yang lengkap tentang sebuah informasi. Fakta bahwa seluruh kebenaran mungkin tidak akan pernah dapat diketahui dalam situasi apa pun, tetapi masalah etika moral yang timbul ketika penulis berita sengaja menahan semua atau beberapa fakta yang relevan dengan kepentingan umum.

c.       Ketiga, kriteria dari sebuah tulisan haruslah adil dan seimbang.

2.    Pemotongan Informasi

Jurnalisme merupakan bidang pemberitaan. Kepercayaan publik merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penyampaian berita. Berita haruslah mengandung kebenaran dan memberikan informasi kepada pembaca. Meski begitu jurnalis mungkin 'membunuh' sebuah cerita untuk menghindari kerugian kepada orang lain atau untuk mengantisipasi memperoleh keuntungan di masa depan. Namun, tidak berarti menyampaikan kebenaran akan dianggap benar, seperti yang dikatakan Eason Jordan. Baginya menyampaikan kebenaran memnag penting dengan tidak mengorbankan hal-hal tertentu.

3.    “Feeding Frenzy

Feeding frenzy atau mentalitas kawanan, sehingga berita yang disampaikan kepada publik berasal dari stau tulisan atau dari satu peliput yang sama. Sehingga dalam pembedaan penulisan mungkin berbeda namun dengan ide yang sama. Meski begitu tulisan atau berita akan diadili oleh opini publik jika tidak akurat.

4.    Penipuan Jurnalisme

Etika apapun perdebatan tentang penggunaan berita penipuan dalam pengumpulan dan pelaporan harus memperhitungkan berbagai situasi dan bentuk. Karena moral, bahwa kebenaran adalah prinsip yang menjiwai profesi jurnalistik, setiap bentuk penipuan itu tabu.

Menurut Kovach dan Rosenstiel. Ada tiga langkah uji yang diterapkan sebagai teknik pengumpulan berita menipu. 

a.       Informasi harus cukup vital bagi kepentingan publik untuk membenarkan penipuan.

b.       Wartawan tidak boleh terlibat dalam penyamaran kecuali tidak ada cara lain untuk mendapatkan berita.

c.       Wartawan harus mengungkapkan kepada penonton mereka setiap kali mereka menyesatkan sumber-sumber untuk mendapatkan informasi dan menjelaskan alasan mereka untuk melakukannya, termasuk mengapa cerita membenarkan penipuan dan mengapa ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan fakta-fakta.

5.    Mengarang : The Unpardinable Sin

Profesi jurnalisme yang dibangun atas dasar kepercayaan. Hilangnya kredibilitas dapat secara etis fatal bagi sebuah organisasi berita. Wartawan yang menulis berita dengan menyertakan ideologi tentu akan memihak serta merta memiliki andil tersendiri dalam tulisannya. Jurnalis tentu saja tidak sempurna, dibawah tekanan batas waktu dapat membuat kesalahan. 

6.    Kebenaran dan Fiksi Bertabrakan

Ketika kebenaran dan fiksi bertabarakan, maka yang terjadi adalah sebuah cerita drama. Dapat diartikan sebagai berita hiburan. Tulisan ataupun berita memang berupa fakta namun dikemas dengan ringan sehingga publik menilai denga karakater yang ditujukannya. Meskipun ceita drama bukanlah bagian dari jurnalistik, namun memberikan gambaran kepada publik tentang suatu hal yang terjdi dan itu fakta.

7.    Kebenaran dalam Periklanan dan PR

Praktisi PR dan periklanan berada dalam bisnis persuading atau membujuk. Baik PR dan periklanan terkadang menjadi bias. Mereka membela apa yang baik bagi kliennya dan menentang apa yang berlawanan bahkan cenderung defensif dalam menghadapi masalah. Oleh karena itu mereka cenderung selektif dalam pemilihan berita.

8.    PR dan Juralisme antara Cinta dan Benci

PR dan jurnalis masing-masing saling menyimpan kecurigaan. Jurnalis menganggap PR hanya mementingkan kepuasaannya sendiri dengan menghalalkan segala cara. Meskipun masing-masing berasal dari perbedaan moral dan juga perbedaan profesi, pada dasarnya jurnalis bekerja untuk membuka fakta, mengungkap peristiwa yang terjadi. Sedangkan PR sesuai profesinya menjai ’pengacara’ untuk apa yang penting sesuai dengan tujuan perusahaan.

 

 

 

E. INTELLECTUAL DISHONESTY

Penggunaan hasil karya orang lain secra tidak sah merupakan tindakan yang tidak jujur. Tidak ada toleransi bagi pembajakan. Ada dua kategori yaitu plagiat dan penyalahgunaan. Plagiat menyontoh karya sedangkan penyalahgunaan adalah mengambil karya orang lain tidak secara sah sehingga melanggar hak cipta. Contoh kecil adalah mengunduh lagu atau film melalui jaringan internet.

Dalam dunia jurnalistik, penyalahgunaan seperti ini sangat merugikan, pasalnya ketika seorang jurnalis bekerja keras untuk menulis lalu orang lain dengan sengaja mengunduh hasil karya tersebut untuk mendatangkan keuntungan.

 

F. TRUTH TELLING AND APPROACHES TO MORAL REASONING (BERKATA YANG JUJUR DAN PENDEKATANNYA PADA PERTIMBANGAN MORAL)

Pendekatan deontologis, sudut pandang dari filsuf Kant, mengambarkan bahwa sesuatu tindakan harus mempunyai konsekuensi kebenaran atau kesalahannya. Yang penting adalah “aturan” menolak kebohongan, walaupun faktanya, mengatakan kebenaran mungkin menghasilkan sesuatu yang buruk. Contohnya, ketika jurnalis memberitakan fakta negatif tentang public figure. Fakta negatif itu mungkin akan melukai reputasi orang tersebut.

Penulis yang kontenporer menyarankan bahwa kita tidak harus mengikuti konstruksi Kant secara saklek. Anggapan lebih moderat dari pandangan Kantian mendapatkan jawaban yang tepat untuk menyimpang dari kebenaran.

1. Jawaban dari penipuan harus benar- benar penting.

2. Penipuan harus dilakukan tanpa sengaja.

3. Argumen dari penipuan harus cukup memadai untuk menolak prinsip kejujuran.

4. Agen moral harus bertindak dengan motivasi yang baik berdasarkan dari kepedulian pada dirinya sendiri.

Padangan teologis (digambarkan sebagai utilitarians) adalah sesuatu yang mengacu kepada konsekuensi. Konsekuensi mereka dari tindakan sebelumnya yang nantinya akan membuat keputusan etis. Karena etilitarians percaya kepada mempromosikan kebaikan, praktisi media mengikuti pendekaan ini dan menghasilkan kebiasaan menipu. Bagaimanapun juga, utilitarians tidak mengasumsikan bahwa kebohongan dan penipuan adalah berbahaya atau tidak berbahaya. Dalam kata lain, membebani pada agen moral untuk mengembangkan kebohongan atau kegiatan penipuan akan mempromosikan kebaikan dari seseorang dan keuntungannya cukup untuk memberikan konsekuensi yang tepat.

Dalam berita ada kecenderungan kelewatan dan sesuatu yang sensasional, contohnya, dalam kasus teroris. Golden mean bisa membantu memberikan arah dalam latihan memagari liputan. Ada juga keadaaan ketika pendekatan ini bisa dilaksanakan oleh pengiklan dan PR dalam kegiatannya untuk mengolah keseimbangan antara kepedulian sosial dan ketertarikan perusahaan. Kasusnya adalah iklan beer yang berisi peringatan untuk penonton untuk tidak minum dan menyetir.

 

G. TRUTH AND DECEPTION: HYPOTETHICAL CASE STUDIES

Viral marketing yang sering disebut juga dengan pemasaran dari mulut ke mulut dilihat sebagai strategi inovasi untuk memposisikan produk dari perusahaan di pasar yang berkompetisi tinggi. Media massa tentunya lebih efisien dalam mencapai khalayak yang luas, dan pemasaran dari pintu ke pintu lebih mahal untuk penjualan produk. Namun ketika iklan digunakan lebih banyak dibanding interpersonal, pesan komersial tidak bisa dijalin ke konsumen. Antara penjual dan pembelipun tidak bisa melakukan respon secara langsung terhadap komentar dari konsumen. Oleh karena itu pemasaraan model baru saat ini ada yang menggunakan viral marketing, untuk mendapatkan sisi interpersonal antara penjual dan pembeli.

Perusahaan SolarLink Technologies, adalah perusaan teknologi komunikasi yang berteknologi tinggi. Perusahaan ini selalu melakukan beberapa inovasi- inovasi terbaru. Teknologi barunya SolarLink Technologies membuat Astrolight. Astroligh adalah information center yang berukuran segenggaman tangan. Dalam viral marketingnya, perusahaan ini menggunakan dua aktor. Satu orang laki- laki, dan satu orang perempuan. Aktor ini nantinya meminta tolong kepada pengunjung tempat yang ramai tersebut untuk mengambil foto pasangan itu. Pengunjung nantinya diharapkan bisa menggunakan berbagai inovasi yang ada dengan bantuan aktor tersebut. Setelah itu, nantinya pengunjung diharapkan akan menceritakan pengalamannya menggunakan barang tersebut kepada yang lain.

Sisi etika dalam kasus ini adalah:

a.       Viral marketing mungkin menipu, itu mengakibatkan kerugian, sejak penjualan tidak secara langsung ditujukan kepada konsumen. Mereka menggunakan kekuatan pembicaraan untuk mempromsikan produknya.

b.       Sudut pandang dari viral marketing dapat dimanipulasi, walaupun semua iklan ada manipulasinya di level tertentu.

c.       Respon untuk viral marketing tidak bisa dilakukan. Inilah alasan utama mengapa viral marketing ini tidak etis. Karena pengunjung atau konsumen tidak mempunyai pilihan untuk berkata tidak atau untuk memilih. Saat seseorang tidak memiliki hak untuk memilih atau untuk menjawab maka keadaan tersebut tidak etis baginya.

 

KAITANNYA DENGAN INDEPENDENSI

 

A.   Wartawan Harus Tetap Independen dari Pihak yang Mereka Liput

Dalam beberapa hal, prinsip independen ini lebih berakar dalam pragmatisme ketimbang teori. Seseorang mungkin membayangkan bahwa wartawan atau jurnalis bisa melaporkan sekaligus menjadi peserta dalam suatu peristiwa, tetapi realitasnya menjadi peserta mengaburkan semua tugas lain yang harus dilakukannya. Melihat sesuatu dari perspektif lain akan kian sulit. Memperoleh kepercayaan dari sumber dan lawan dari pihak yang berbeda menjadi semakin sulit. Menjadi semakin sulit pula, bahkan mungkin mustahil, untuk selanjutnya meyakinkan audiens bahwa wartawan atau jurnalis mendahulukan kepentingan mereka di atas kepentingan tim tempat wartawan atau jurnalis bekerja di dalamnya. Dengan kata lain, wartawan atau jurnalis bisa saja menjadi penasihat bayangan, penulis pidato, atau menerima uang dari mereka yang wartawan atau jurnalis tulis beritanya. Namun, sebuah arogansi dan mungkin naif serta khayali bahwa hal ini tidak berpengaruh pada pekerjaan sebagai wartawan.

B.   Independensi Pikiran

Implikasi penting: Kebebasan berbicara dan kebebasan pers bermakna keduanya adalah milik semua orang. Namun komunikasi dan jurnalisme bukanlah istilah yang bisa saling dipertukarkan. Siapa saja bisa menjadi wartawan. Namun, tidak semuanya sungguh-sungguh wartawan. Faktor yang menentukan bukanlah kartu pers yang mereka miliki; tapi lebih terletak pada sifat kerja mereka.

C.  Independensi dalam Praktik

Aturan-aturan ini telah dimodifikasi dan diperkuat seiring dengan perjalanan waktu, sering dilarang ikut serta dalam aksi politik, seperti unjuk rasa yang menyangkut masalah politis.

D.  Independensi dari Kelas atau Status Ekonomi

Persoalan independensi tidak terbatas pada ideologi. Sesungguhnya masalah ideologi bahkan lebih mudah ditangani di sini daripada masalah lain. Solusi untuk bias adalah mengembangkan metode reportase yang lebih terbuka. Namun, untuk memahami sepenuhnya peran wartawan, kita perlu melihat jenis konflik dan ketergantungan lain.

Pada akhirnya, pelarangan ketat terhadap setiap jenis keterkaitan personal ataupun intelektual tak menjamin seorang wartawan tetap independen dari faksi politik atau faksi yang lainnya.  Pada akhirnya, penilaian yang baik dan komitmen abadi pada prinsip kesetiaan pertama kepada wargalah yang membedakan wartawan dari partisan. Punya opini bukan saja boleh dan alamiah, tetapi juga berharga bagi skeptisisme alamiah yang dimiliki setiap reporter yang bagus saat mendekati sebuah berita. Namun, seorang wartawan hatus cukup pintar dan cukup jujur untuk mengenali bahwa opini tersebut harus berda sarkan pada sesuatu yang lebih substansial dari keyakinan pribadi jika hal ini digunakan untuk kepentingan jurnalisme. Ini bukanlah tentang percaya kepada orang atau sekelompok orang. Ini adalah sebuah profesi yang berdasarkan reportase, proses belajar, pemahaman, dan pendidikan. Menciptakan halangan bagi proses penemuan ini, pada akhirnya, adalah tindakan tidak loyal terhadap publik.

Pentingnya independensi ini menjadi kian jelas saat kita menyimak kewajiban khusus jurnalisme berikutnya, perannya sebagai anjing penjaga (watch-dog).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Sembilan Elemen Jurnalisme. 2006. Penerbit: pantau.

Day, Louis Alvin. Ethics In Media Communication. 2006. Thomson Wadsworth

 

 

Tuesday, October 13, 2009

Proposal Pemasaran

Latar Belakang
Upaya pengembangan masyarakat Indonesia yang merata, adil dan makmur tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah semata. Secara proporsional tugas ini diemban pula oleh seluruh komponen bangsa lainnya, termasuk di dalamnya masyarakat yang bersangkutan itu sendiri, maupun oleh lapisan masyarakat lain yang secara sosial ekonomi berkemampuan relatif lebih baik. Seluruh komponen ini mempunyai kepentingan untuk secara aktif bersinergi dalam upaya perbaikan taraf kesejahteraan masyarakat.
Adapun mahasiswa sebagai generasi penerus sekaligus elemen intelektual dalam masyarakat adalah salah satu pihak yang turut mengemban amanah pembangunan bangsa. Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, peran serta mahasiswa dalam masyarakat tidaklah dibatasi pada kewajiban akademis dan lingkungan kampus saja, melainkan juga vital pada berbagai fungsi lain di lapangan. Mahasiswa dituntut untuk secara kritis mampu terlibat lebih aktif dalam upaya pembangunan nasional, melalui proses belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan yang diiringi pula dengan kerja nyata di lingkungan. Dan pengabdian mahasiswa di bidang pembangunan masyarakat ini dapat dimulai sejak dini melalui berbagai bentuk aplikasi karya dan bakti. Salah satu langkah yang dapat diambil mahasiswa, adalah melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan dan kemanusiaan. Dengan salah satu bentuknya adalah kegiatan Bakti Sosial Bencana Alam Gempa Padang September 2009.
Diharapkan melalui kegiatan baksi sosial yang terorganisir ini akan mampu meringaankan beban masyarakat yang sedang menderita musibah agak dapat memperbaiki taraf hidupnya. Pecinta alam Universitas Multimedia Nusantara, Ultimapala akan mengalang kerjasama dengan UKM pecinta Alam dari berbagai Universitas di Jakarta untuk dapat ukut melakukan bakti sosial bersama.


Tujuan
Event yang dilaksanakan ini bersifat sosial guna meringankan beban warga yang terkena musibah gempa. Dengan melakukan event ini kami merangkul para pecinta alam, khusunya pemuda dan mahasiswa untuk ikut andil meringkan beban mereka.
Kegiatan yang dilakukan sepenuhnya merupakan bentuk dolidaritas yang akan didukung oleh sarana dan prasarana dari event ini. Sumbangsih kami dalam hal ini berupa membangkitkan kembali jiwa sosial dan perbaikan alam yang kini semakun terpuruk.
Masyarakat yang kini masih dalam kondisi trauma tidak hanya membutuhkan dorongan moral namun bantuan dalam bentuk materi. Untuk itu kehadiran para sukarelawan yang akan datang kesana akan sangat meringankan beban mereka.

Targeting
1. Masyarakat
a. Ibu-ibu
b. Bapak-bapak
c. Remaja
d. Anak-anak

2. Komunitas Mahasiswa Pecinta Alam di Jakarta
- Universitas Multimedia Nusantara
- Universitas Indonesia
- Universitas Taruma negara
- Universitas Trisakti
- Universitas Pancasila
- Universitas Nasional
- Universitas Pelita Harapan
- Univerisitas Mercubuana

3. Komunitas Pecinta Alam di Jakarta
4. Media Massa

Sponsorship
• Sponsor Tunggal
• Aqua
Sebagai organisasi yang juga berhubungan langsung dnegan Unicef, Aqua yang kini telah bergabung bersama Danone memiliki kesempatan besar untuk kemabli memeberikan sumbangsihnya. Melalui gerakan 1 litaer untuk 10 liter tentu juga dapat membantu masyarakat Padang yang tertimpa bencana.

• Donatur
Sumber dana yang tidak mengharapakan benefit ataupun keuntungan dari event ini. Donatur dapat berasal dari sukarelawan maupun orang umum yang ingin memeberikan konstribusinya.

Media Iklan
Dalam event ini sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebar luaskan pesan – pesan iklan ada dua kategori yaitu media iklan cetak dan media iklan elektronik. Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual yang dihasilkan dari proses percetakan; bahan baku dasarnya maupun sarana penyampaian pesannya menggunakan kertas). Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal tentang rekaman peristiwa yang diubah dalam kata-kata, gambar foto dan sebagainya ( contoh : surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, poster. Sedangkan media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan eletromagnetis (contoh televisi, radio, internet). Diantara dikotomi media tersebut ada satu media yang tidak termasuk dalam kategori keduanya yaitu media luar ruang (papan iklan atau billboard)
Jika dilihat dari pekerjaan kreatifnya maka media iklan terbagi dua jenis yaitu :
- Media lini atas (above the line) ; media utama yang digunakan dalam kegiatan periklanan, contoh ; televisi, radio, majalah, surat kabar.
Dalam kategori ini event yang bersifat sosial ini tentu akan mengeluarkan banyak biaya yang besar. Oleh karena itu beriklan melalui media ini akan diminimalisir atau digunakan sesuai dengan budget yang tersedia.
- Media lini bawah (below the line) ; media pendukung dalam kegiatan periklanan, contoh : pamflet, brosur dan poster. Pemasaran event ini akan melalui advertorial dan juga press release yang akan dikirimkan kepada media cetak seperti (Koran) Kompas, Media Indonesia, Republika, Warta Kota, dan (Majalah) Hai, Kawanku, Gadis.

Nilai Jual Event
Event ini nantinya diharapkan mempu menarik minat media, pasalnya sekarang ini sedikit sekali event yang merangkul pata pemuda untuk melakukan baksi sosial. Hal ini juga terlihat dari besarnya minat dari masing-masing komunitas untuk turut bergabung dalam kegiatan sosial ini. Event ini juga telah mendapat dukungan dari organisasi pemerintahan setempat guna memperlancar kegiatan yang kiranya dilaksanakan selama kurang lebih satu minggu.
Selain melakukan bakti sosial, event ini diharapkan akan meringankan dan menaikkan semangat para masyarakat dan menumbuhkan rasa empati yang besar bagi masyarakat yang tidak turut datang ke Padang namun turut memberikan sumbangsihnya melalui dukungan materi.

Unsur 3E dalam Pemasaran Event
1. Entertainment
Event ini dipastikan akan memberikan hiburan bagi masyarakat padang selaku subjek yang akan dibantu, namun bagi para sukarelawan dan juga donatur tentu saja kana ada hiburan tersendiri. Hiburan itu berupa kepuasan batin karena telah meringankan beban saudara-saudara kita yang sedang kesusahan.
Komunitas mahasiswa dan juga sukarelawan juga akan membantu aak-anak yang saat ini belum dapat melanjutkan pendidikan dengan mengadakan sekolah darurat. Komunitas ini nantinya akan dibagi menjadi riga bagian kelompok. Kelompok pertama bertugas bersama masyarakat mengadakan bakti sosial berupa pembersihan lingkungan dan penyuluhan kesehatan. Kelompok dua membantu anak-anak dan kelompok kita bertugas bersama alam.

2. Excitement
Kegiatan ini sudah barang tentu berkesan bagi setiap orang yang bergabung dalam kegiatan ini. Bagi komunitas ini akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan, begitu juga bagi masyarakat. Salah satu usahanya adalah, para komunitas akan menanam pohon di Padang sebagai tanda pernah melakukan bakti sosial disana.

3. Enterprise
Dengan merangkul komunitas mahasiswa pecinta alam, panitia telah bertindak berani mengambil risiko. Event ini akan menjadi event besar bagi mahasiswa dan sukarelawan yang bergabung didalamnya.

Kepanitiaan
1. Panitia Pusat
Pelindung :
Penanggung Jawab :
Ketua Pelaksana :
Sekretaris :
Bendahara :
Seksi Acara :
Seksi Humas :
Seksi Logistik :
Seksi Konsumsi :
Seksi Dekorasi & Dokumentasi :
Koordinator Transportasi :
Pelaksana Teknis :

2. Panitia Lokal
Pelindung :
Penanggung Jawab :
Ketua Pelaksana :
Sekretaris :
Bendahara :

Seksi Acara :
Seksi Humas :
Seksi Logistik :
Seksi Konsumsi :
Seksi Dekorasi & Dokumentasi :
Koordinator Transportasi :
Pelaksana Teknis :


Estimasi Budget
xxx

8P dalam Pemasaran Event
1. Product
Event bakti sosial ini menghasilkan kegiatan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan memberikan bantuan secara moril ataupun moril kepada masyarakat diharapkan dapat bermanfaat bagi kelangsungan hidup mereka nantinya.
Dengan menyediakan sarana air bersih serta memberikan penyulihan bagaimana merawat kesehatan dalam situasi darurat seperti sekarang diharapkan masyarakat nantinya akan menjadi lebih sadar akan kesehatan dan tidak putus asa. Kami juga akan membangun sekolah darurat untuk tempat sementara anak- menimba ilmu sementara sekolahny dibangun kembali dengan menggunakan tenda. Dengan menumbuhkan semangat pada anak-anak, akan membuat mereka melupakn trauma mereka terhadap gempa.
2. Price
Event ini bersifat non profit sehingga bantuan dan partisipasi dari masyarakat yang tidak tertimpa bencana serta donatur sangatlah diharapkan. Untuk mengirim para komunitas ke Padang, juga telah bekerja sama dengan instansi pemerintah untuk membantu dengan kapal.
3. Place
Lokasi bakti sosial akan difokuskan di Padang. Di lokasi yang dekat dengan public service sehingga para sukarelawan juga tidak akan kesulitasn untuk menjalin komunikasi ke luar Padang.
4. Promotion
Promosi melalui media cetak, press release, press conference serta kominitas mahasiswa itu sendiri.
5. Public Relations
Advertorial dan press release.
6. Permission
Ijin akan bekerja sama dnegan instansi pemerintah.
7. Power
8. Policy

Launching Event
Event ini merupakan event sosial yang akan di Launching dengan mengadakan press conference dan menguncak media cetak maupun elektronik. Perwakilan dari komunitas dan sukarelawan pun akan turut hadir dalam launching ini. Launching akan diadakan satu minggu sebelum keberangkatan tim sukarelawan ke Padang. Lalau akan diadakan press confrence barikutnya ketika tim akan berangkat dan tiba di Padang.

Saturday, October 10, 2009

Rangkuman Bab II dan III buku Filsafat-

BAB II

 

The Need for System of Ethics

Membentuk stabilitas sosial : Etika merupakan dasar dari peradaban manusia sehingga kehadirannya sangat dibutuhkan untuk stabilitas sosial. Sistem etika dibutuhkan untuk membangun kerjasama dan kepercayaan antar masing-masing individu yang berinteraksi dalam lingkungan sosial. Setiap individu saling bergantung satu sama lain sehingga masing-masing memiliki semacam kesepakatan untuk melakukan sesuatu karena ada kepentingan pada masing-masing individu.

Membangun hirarki moral : Sistem etika dapat membantu individu untuk menentukan hal-hal yang menjadi kebutuhan utamanya. Hal ini berkaitan dengan moral (antara yang baik dna buruk). Hirarki moral ini merupakan gambaran dari pentingnya norma-norma yang ada dalam masyarakat. Norma-norma itu menjadi prioritas bagi individu.

Menyelesaikan konflik : Sistem etika dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik antar individu.

Mengklarifikasi nilai : setiap tindakan yang dilakukan oleh individu memiliki nilai tersendiri, oleh sebab itu, sistem etika berguna untuk menilai dan mengklarifikasi sebuah tindakan yang terjadi. Tindakan-tindakan tersebut diklarifikasikan dengan menentukan itu baik atau tidak, patut atau tidak.

 

The Functions of The Media Within Ethical System.

Pengaruh media yang besar dapat menentukan apa saja tindakan penting yang diambil oleh audience. Melalui media, audience akan dapat mengetahui apa saja yang baik dan sebaliknya sehingga dapat menentukan tindakan apa-apa saja yang baik dilakukan. Dapat dikatakn bahwa media menjadi contoh bagi audience untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu.

Fungsi media :

·         Sumber informasi

·         Media komunikasi

·         Hiburan

 

Requirements of a System of Ethics

Shared Values

Dalam sistem etika ada yang disebut ethical judgement (penilaian etika). Dimana nilai tertentu dianggap sebagai satu nilai yang satu oleh individu. Satu nilai tersebut memiliki makna yang sama sehingga nilai-nilai tersebut tidak hanya dimiliki oleh satu individu saja.

Wisdom

Nilai etika haruslah merupakan nilai bersama yang berlaku sosial. Nilai ini merupakan wujud keseimbangan sosial sehingga nilai yang disebut norma itu masuk akal dan bisa diterima.

Justice

Sistem etika merupakan keseimbangan, sehingga individu haruslah diperlakukan sama, tidak ada perbedaan. Nilai tersebut membentuk perlakuan sama terhadap orang-orang dalam penyelesaian masalah.

Freedom of Choice

Etika memberikan kebebasan untuk dapat memilih tindakan maupun pemikiran.

Accountability

Setiap individu haruslah dapat mempertanggungjawabkan setiap tindakannya, itulah sistem etika.

 

Moral Duty

Dua jenis tanggung jawab moral

1.    General Ethical Obligations,

Adalah tanggung jawab moral untuk menaarti norma (aturan) yang memang harus ditaati dan hanya bisa dilanggar pada kondisi tertentu.

2.    Particularistic Obligations

Adalah tanggung jawab moral berupa menaati norma (aturan) yang berlaku khusus pada situasi tertentu, misalnya dosen kepada mahasiswanya.

 

The Nexus of Law and Ethics

Bentuk dari hukum dan etika adalah prinsip etika yang berkembang di masyarakat. Bentuknya berupa undang-undang hukum pidana untuk perbuatan-perbuatan seperti membunuh, mencuri, menipu, dll.

 

Institution and Social Responsibility

Etika dan moral tidak hanya melekat pada individu melainkan juga pada indtitusi. Bentuknya berupa social responsibility untuk stakeholder dan shareholder. Social responsibility mengarah pada komitmen tanggung jawab tindakan institusi itu sendiri tentang suatu hal.

Meskipun dasarnya adalah untuk melayani pemegang saham dan pemegang kepentingan, Bentuk social responsibilty dapat berupa memberikan pelayanan ekstra terhadap orang yang merasa tidak puas pada kinerja institusi.

 

Social Responsibilty in The Media

Saat ini institusi media massa juga mendapat tuntutan untuk melakukan social responsibility. Sebelumnya media tidak memiliki social responsibilty nanun begitu, kini media sadar bahwa masing-masing memiliki tugas moral, yaitu social responsibilty

Proses social responsibilty media yaitu dengan meyakinkan pihak petinggi media untuk memperhatikan social responsibilty. Dengan memperhatikan social responsibilty maka akan dapat mmeberikan pengaruh bai perusahaan terutama bagi image  perusahaan. Tidak hanya itu, dengan social responsibilty pun secara tidak langsung indtitusi mendekatkan diri kepada publik.

Munculnya kesadaran media akan social responsibilty terlihat dalam tiga hal yaitu:

·      Aturan (norma etika) yang diciptakan untuk mengatur tindakan-tindakan institusi media.

·      The Ombudsmen System adalah sebuah sistem di mana media memiliki peran sebagai mediator.

·      News Council, lembaga yang terbentuk dengan tujuan untuk menginverstigasi keluhan audience kepada media, menginvestigasi hukuman yang diberikan, dan kemudian mempublikasikannya. 

Monday, October 5, 2009

Latar Belakang Budaya Orang Tua yang Mempengaruhi Komunikasi

Sistem Komunikasi Indonesia

Delima Juni Hastuti – 07120110009

 

Menurut Koentjoroeningrat kebudayaan adalah kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia. Oleh karena itu, masing-masing individu memiliki ciri khasnya tersendiri sesuai dengan lingkungan tempatnya tumbuh besar dan menjalin sosialisasi.

Seperti definisi kebudayaan, saya pun mendapatkan hasil karya dari budaya yang berupa kebiasaan-kebiasaan yang saya dapatkan dari orangtua saya. Kedua orang tua saya sama-sama berasal dari suku jawa. Bapak saya berasal dari Jawa Tengah sedangkan ibu saya berasal dari Jawa Timur dan Yogyakarta.

Secara kesuluruhan, nilai-nilai yang diajarkan kepada saya, tidaklah memiliki perbedaan yang besar. Hampir sama, karena kedua orangtua saya tidak benar-benar berasal dari suku yang berbeda, hanya berbeda daerah. Yang membedakan adalah cara berpikir orang tua saya yang saling bertentangan sehingga mempengaruhi saya untuk memiliki pendirian sendiri.

Bapak saya, merupakan satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga, dalam mendidik anak, beliau cenderung keras dan overprorective karena dibesarkan dalam lingkungan yang kesemuanya saudaranya wanita dan diharuskan melindungi sebagai anak laki-laki. Belum lagi, bapak saya berasal dari pendidikan militer yang memiliki sikap tegas dan penuh perhitungan dalam melakukan sesuatu, alasannya agar segala tindakan tidak menimbulkan masalah. Sedangkan ibu saya berasal dari keluarga yang Jawa yang sudah lebih modern dan memandang emansipasi sebagai kemajuan jaman yang mestinya dihargai.

Kebiasaan dan pemikiran kedua orang tua saya ini, memang memepengaruhi dalam kehidupan sehari-hari saya sebagai seoarng individu. Dari bapak, saya mendapatkan sikap protective terhadap sesuatu dan cenderung berhati-hati dalam memilih. Misalnya saat mengobrol dengan teman-teman saya cenderung diam dan mendengarkan apa yang orang lain katakan, hingga saya merasa yakin bahwa saya harus ikut berbicara. Hal tersebut karena bapak saya mengajarkan bahwa jika tidak yakin dengan apa yang diucapkan sebaiknya diam daripada menunjukan kesoktahuan sehingga menimbulkan sakit hati pada orang lain.

Dari ibu, saya mendapatkan sikap yang mandiri serta tidak mudah menyerah. Karena ibu sejak kecil sudah diajarkan untuk mandiri, hal tersebut pun berlaku pada saya. Dia mendidik saya agar menjadi wanita yang kuat dan tidak lemah. Contohnya ketika saya pulang terlambat, saya akan menelpon ke rumah dan ibu akan menanggapi dengan santai. Dia percaya bahwa saya bisa sampai di rumah dengan baik, tapi bapak yang sedari dulu telah menjadi orang yang melindungi adik-adik wanitanya merasa harus menelpon saya berkali-kali untuk memastikan jika saya memang baik-baik saja.

Kedua orang tua saya memang sama-sama berasal dari suku Jawa namun latar pendidikan yang mereka dapatkan secara psikologis maupun adat kebiasaan berbeda sehingga nilai yang saya dapatkan pun berbeda.

Saturday, October 3, 2009

Definisi Filsafat

Studi mengenai filsafat merupakan bagian dasar dari sifat dan hubungan manusia untuk menunjukan eksistensinya. Secara kognisi dapat diartikan bawa ilmu-ilmu yang ada merupakan pohon sedangkan filsafata merupakan tanah yang merupakan akar dari ilmu-ilmu tersebut.[1]

Filsafat merupakan sebuah sistem komprehensif dari ide-ide berdasarkan sifat-sifat manusia yang memebentuknya serta realitas yang ada di lingkungan manusia itu sendiri. Hal ini dapat dijadikan panduan untuk hidup karena masalah itu merupakan kebutuhan mendasar dan meluas dikarenakan rasa ingin tahu yang besar. Sehingga hal tersebut menentukan arah dalam hidup manusia serta bagaimana manusia memperlakukan orang lain

Topik yang alamat filsafat jatuh ke dalam beberapa bidang yang berbeda, yaitu : 
1. Metafisika (teori kenyataan). 
2. Epistemologi (teori pengetahuan) 
3. Etika (teori tentang nilai-nilai moral) 
4. Politik (teori hak-hak hukum dan pemerintahan) 
5. Estetika (teori sifat seni)

Dalam bahasa Yunani, "filsafat" berarti "cinta kebijaksanaan." Filosofi ini didasarkan pada argumen rasional dan fakta menarik. Sejarah ilmu-ilmu modern dimulai dengan pertanyaan filosofis, dan metode percobaan ilmiah dan bukti tetap merupakan contoh pendekatan yang umum seorang filsuf mencoba untuk membawa ke pertanyaan: satu yang logis dan ketat. Namun, sementara hari ini ilmu pengetahuan berfokus pada pertanyaan-pertanyaan khusus dalam domain terbatas, pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan oleh filsafat tetap yang paling umum dan paling dasar, isu-isu yang mendasari ilmu pengetahuan dan berdiri di dasar sebuah pandangan dunia.

Filsafat dapat menimbulkan beberapa pertanyaan, dapat memiliki makna yang dalam dan yang terluas. Untuk membahas masalah-masalah yang muncul dalam setiap cabang-cabang filsafat diperlukan adanya integrasi semua realitas (metafisika) atau kemanusiaan (Epistemologi, etika, politik, dan estetika).

Akal merupakan dapat dijadikan cara untuk menemukan jawaban tentang filsafat. Namun, para filsuf seringkali tidak sependapat dengan filsuf lainnya karena adanya perbedaan pikiran dan akal itu tadi. Oleh karena itu ada banyak sekali kajian filsafat di seluruh dunia.

Selama perjalanan sejarah, para filsuf telah menawarkan sistem filsafat yang berbagai macam di masing-masing cabang filsafat. Aristoteles, menulis sistem seperti di zaman kuno, mengajar bahwa kita bisa mengetahui realitas dan mencapai kebahagiaan. Secara lebih modern, filsuf seperti John Locke dan Immanuel Kant juga menulis laporan yang sistematis dari pemikiran mereka. Sebagian besar filsuf modern, bagaimanapun, telah mengkhususkan diri dalam satu bidang filsafat, meskipun beberapa sekolah filsafat telah muncul yang ditandai dengan pemikiran umum anggota-anggota mereka pada berbagai isu dan para anggota untuk berbagi kekaguman rantai tokoh sejarah. Sekolah ini termasuk yang memiliki paham Pragmatisme, Positivisme Logis, dan Eksistensialisme.

Hari ini isu-isu filsafat sering memasuki kehidupan publik melalui politik atau gerakan sosial, beberapa agama dalam inspirasi, seperti konservatisme Kristen, dan lain-lain sekuler, seperti environmentalisme sayap kiri dan sosialisme. Ide-ide dari gerakan seperti itu sering disebut ideologi. Istilah, "ideologi," adalah nama lain untuk sistem ide yang telah  dibicarakan. Meskipun fokus gerakan adalah ideologi politik, keyakinan politik mereka cenderung berakar pada konsep berbagi realitas, sifat manusia, dan nilai-nilai.

Ketika itu diakui bahwa perbedaan pemikiran ini berurusan dengan realitas, filsafat telah sibuk dengan nilai-nilai berharga yang tertanam dalam tradisi sosial, yang telah bermunculan dari bentrokan berakhir dan sosial dari lembaga-lembaga. Itu akan terlihat bahwa tugas filsuf di masa depan adalah untuk memperjelas ide-ide untuk sosial dan moral pertarungan hati mereka sendiri. Tujuannya adalah untuk menjadi sejauh yang secara manusiawi mungkin sebuah orang untuk menangani perbedaan ini.[2]

Definisi filsafat berdasarkan Middle English philosophie, from Old French, from Latin philosophia, from Greek philosophiā, from philosophos, lover of wisdom, philosophe.

1.       Cinta dan mengejar kebijaksanaan oleh intelektual dan moral berarti disiplin diri. 
Penyelidikan sifat, penyebab, atau prinsip-prinsip realitas, pengetahuan, atau nilai-nilai, didasarkan pada penalaran logis daripada metode empiris.

2.        Sebuah sistem pemikiran yang didasarkan pada atau yang melibatkan pertanyaan seperti: filsafat Hume. 

3.       Analisis kritis asumsi dasar atau kepercayaan. 

4.       Disiplin yang disajikan dalam kurikulum universitas sains dan seni liberal, kecuali kedokteran, hukum, dan teologi. 

5.       Disiplin yang terdiri dari logika, etika, estetika, metafisika, dan epistemologi. 

6.       Seperangkat gagasan atau keyakinan yang berkaitan dengan bidang tertentu atau kegiatan; teori yang mendasari: filsafat asli iklan. 

7.       Sebuah sistem nilai-nilai oleh yang satu hidup: mempunyai filsafat hidup yang tidak biasa.

Karakter filsafat[3] menurut

·         Open-minded: kesediaan untuk membayar yang adil untuk semua 

·         Skeptisisme: pendapat yang diterima dan status quo 

·         Pendekatan sistematis: menunjukkan hubungan antara bagian-bagian yang berbeda keyakinan / pemikiran sistem 

·         Sebuah dasar dalam membenarkan alasan: untuk meyakinkan informasi, nonsectarian orang 

·         Universalitas: meskipun metode dan pertanyaan tetap sama, interpretasi dan aplikasi akan berbeda dari satu tempat ke tempat lain.



[1] Ayn Rand, Philosophy, Who Needs It (hal 2) 

[2] John Dewey, Dikutip oleh Cornel West dalam The American Evasion of Philosophy, h. 112